Kepala Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo saat memberangkatkan Seni Thek Turr, Senin (28/08/2025)
Ponorogo, DESA JETIS
Lain Ladang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya, pepatah tersebut
tepat dalam menggambarkan bahwa setiap daerah memiliki budaya, adat dan
istiadat yang berbeda.
Seperti yang terlihat di Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo
yang memiliki budaya Seni Thek Turr atau Karnaval yang melibatkan setiap RT di
desa tersebut.
Desa yang dipimpin oleh Muhammad Khoiri, SPd
itu menggelar Seni Thek Turr pada Senin Malam (25/08/2025).
Diikuti puluhan RT di Desa Jetis, setiap peserta menampilkan seni yang
memukau, mulai dari Seni Tari, Kostum yang unik hingga musik tempo dulu yang
menyemarakkan suasana.
Dalam sambutannya, Muhammad Khoiri, S.Pd sesaat sebelum memberangkatkan Karnaval
Thek Turr, dirinya mengapresiasi kekompakan warga Desa Jetis dalam
menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 80.
“Kegiatan ini merupakan puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 80 di
Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, sebelumnya ada kegiatan
pertandingan Volley, Musik Elektone dan Upacara Bendera HUT RI ke 80,” ucap Muhammad
Khoiri.
Dia berharap dengan rangkaian peringatan HUT RI ke 80 di Desa Jetis,
semangat persatuan dan kesatuan bagi masyarakat Desa Jetis Kabupaten Ponorogo
tetap terpatri secara kuat.
“Semangat Persatuan dan Kesatuan ini merupakan modal besar untuk
membangun bersama desa yang kita cintai ini,” lanjutnya.
Muhammad Khoiri, S.Pd juga mengungkapkan, setiap RT yang menampilkan
Seni Thek Turr dibiayai oleh warga setempat.
“Setiap warga menampilkan ekspresi seni dalam Seni Thek Turr kali ini,
tentunya mereka membiayai sendiri kesenian yang ditampilkan, pada prinsipnya,
seni ini dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kami dari pihak Pemerintah
Desa memfasilitasi kegiatan ini setiap tahun dalam rangka memperingati HUT RI,”
terangnya.
Kepala Desa Jetis ini berharap Seni Thek Turr terus lestari ditengah
gempuran budaya asing.
“Untuk itu, dalam kegiatan ini kami juga melibatkan abak-anak di desa
kami agar Seni Thek Turr ini bisa diteruskan dan dilestarikan oleh mereka
dimasa yang akan datang.” Tutupnya.
Menurut salah satu warga Desa Jetis, Agung, dirinya sangat menikmati
Seni Thek Turr yang digelar setiap tahun.
“Selain menambah semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 80, kami juga
diajak bersatu dan bekerja sama di lingkungan kami. Mulai dari urunan biaya,
berlatih bersama dan menampilkan seni Thek Turr yang terbaik saat karnaval.
Semangat persatuan dan kesatuan sangat kami rasakan,” ucapnya.
Agung yang lama di Jakarta ini mengaku kerinduannya kepada kampung
halaman terobati saat melihat dan mengikuti Seni Thek Turr tahun ini.
“Kesenian ini tidak ada di daerah lain. Saat saya merantau saya sangat
merindukan suasana melihat seni Thek Turr saat saya masih kecil. Semoga seni
ini terus abadi dimasa-masa yang akan datang.” Tutupnya.
Sementara menurut salah satu warga yang melintas di jalur Ponorogo –
Trenggalek, Rudi, dirinya sempat berhenti sejenak untuk melihat iring-iringan
karnaval Seni Thek Turr di Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo
tersebut.
“Selain penampilannya yang unik, suara sound yang keras itu juga menarik
mas. Seni ini benar-benar mengguncang Ponorogo, walaupun tingkatnya hanya di
desa namun gaungnya bisa didengar di antero Ponorogo.” Ungkapnya takjub.
(Tim)